Pages

Sabtu, 17 Desember 2011

Pentingkah memberi “feedback” kepada siswa?



           
            Sebagai calon guru, kita harus mengetahui cara, tentang bagaimana melakukan sebuah peninjauan terhadap tingkat pemahaman dan perkembangan siswa kita. Hal tersebut, sangat berkaitan erat dengan kemampuan seorang guru dalam memberikan sebuah pertanyaan yang memancing dan memicu jalannya pemikiran dari para siswanya. Pentingnya seorang guru memberikan sebuah pertanyaan pancingan, karena hal tersebut sangat membantu kelancaran jalannya keaktifan interaksi antara guru dan para siswa. Interaksi aktif yang dibangun antara guru dan siswa, sehingga disela keaktifan interaksi tersebut, guru dapat menggunakan kesempatan itu sebagai jalan untuk melakukan sebuah penilaian terhadap para siswanya dan juga melakukan peninjauan terhadap tingkat pemahaman para siswa, ketika berlangsungnya kegiatan interaksi pembelajaran didalam kelas.
            Tentunya, kegiatan pembelajaran yang berlangsung didalam kelas itu, sangatlah banyak disibukkan dengan berbagai aktivitas. Mulai dari pemberian materi, diskusi, pemberian latihan soal, dan masih banyak lainnya. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung cukup banyak tersebut, yangmana tidak dapat dipungkiri bahwa akan adanya proses “trial” dan “errors” yang dilakukan oleh para siswa, ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
            Berdasarkan pada pernyataan diatas, yangmana akan adanya proses “trial” dan “errors”, yang dilakukan oleh para siswa, maka disinilah peranan seorang guru mulai beraksi, yangmana guru dapat memberikan feedback kepada para siswanya tersebut. Memberikan feedback, bisa dilakukan dengan cara memberi komentar, sehingga hal tersebut akan memberikan ruang bagi siswa untuk memperbaiki kekurangannya itu. nantinya siswa berkesempatan untuk melakukan perbaikan. Tentunya sudah pasti, bahasa penyampaian yang digunakan pun, haruslah bahasa yang positif, yangmana tidak ada unsur yang akan membuat self-esteem seorang siswa menjadi menurun.
            Perlu kita ketahui bersama, bahwa ada tujuh prinsip-prinsip feedback. Diantaranya yaitu, 1. membantu mengklarifikasi seberapa bagus penampilan, 2. memfasilitasi pembentukan penilaian terhadap diri sendiri dalam proses belajar 3. menyampaikan kualitas informasi yang bagus kepada siswa tentang proses pembelajaran 4. Mengandung dialog dengan guru dan teman dalam proses belajar 5. Mengandung motivasi positif dan kepercayaan diri siswa, 6. menyediakan kesempatan untuk menutup “gap” antara penampilan yang ada dan penampilan yang diinginkan 7. menyediakan informasi untuk guru yang dapat digunakan untuk membentuk proses membelajarkan. Dari ketujuh prinsip-prinsip diatas, semoga dapat membantu kita, yangmana merupakan calon guru masa depan untuk dapat menerapkan ketujuh prinsip tersebut.


jefri, dwi dan tyas

Jumat, 09 Desember 2011

Diyanta Wiga Pratama_2010110044_FORMATIVE VS SUMMATIVE

Formative Assessment
Formative assessment is the assessment made on a continuous basis, ie during the process of teaching and learning, to assess the harmony of teaching and learning student teachers for each subject being taught. The goal of Formative assessment is to gather feedback That can be used by the instructor and the students to guide improvements in the ongoing teaching and learning context, improving the teaching learning, improve student achievement at the end of a lesson, see the weaknesses in the delivery of teacher or mastery of students, then students can master the correct order to better help students master the subject matter or something units of learning and motivation in achieving a better, teachers can also determine a better approach in the delivery.
Summative assessment
Summative assessment is the assessment made by the end of instruction (end of semester / end of year), which aims to assess the ultimate achievement of students. In contrast to the more formative assessment devote to his assessment of student mastery in something of topics, summative assessment aims to determine student achievement at the end of the semester or year-end. Summative evaluation conducted after the program ends. The purpose of summative evaluation is to measure the achievement of the program. Given that the target object and the execution time difference between formative and summative evaluation of the scope of the evaluated target is also different. The goal of summative assessment is to measure the level of success or proficiency That has been obtained at the end of an instructional unit, by Comparing it against some standard or benchmark, helping individual students improve achievement, provide greed to his disciples, students based on achievement of learning, knowing skill and finesse that is owned by the student, showing the achievement of different ranks to follow collection.

Assessmen dalam proses belajar mengajar


                Undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 11 ayat 1 mengamanatkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas bagi setiap warga Negara.  Terwujudnya pendidikan yang berkualitas juga harus dibarengi dengan adanya peningkatan kualitas pembelajaran di dalamnya. Ada banyak cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaraan secara keseluruhan salah satunya adalah dengan memberikan penilaian (assessmen). Perlu diketahui bahwa assessmen sendiri memiliki makna yang berbeda dengan evaluasi. Angelo (1991, hal. 17 dalam Dalton, 2009) mendefinisikan assessmen sebagai suatu metode sederhana yang dapat digunakan oleh sekolah untuk mengumpulkan umpan balik, baik itu di awal maupun setelah proses belajar berlangsung tentang seberapa baikkah siswa telah memahami materi yang diajarkan. Sedangkan menurut Depag yang dikutip Sridadi (2007, dalam Dalton, 2009), penilaian adalah suatu usaha untuk mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa melalui kegiatan belajar mengajar yang ditetapkan sehingga dapat dijadikan dasar untuk menentukan langkah selanjutnya. Dan dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa asessmen atau penilaian dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui dan menguji kompetensi siswa dalam proses belajar mengajar.
            Ada beberapa tipe tipe penilaian yang biasa dilakukan oleh guru ketika proses belajar mengajar berlangsung. Penilaian formatif dan penilaian summatif. Meskipun tes dan ujian tidak akan dihilangkan dari sekolah, cara belajar siswa dapat lebih baik ketika informasi dari berbagai macam penilaian digunakan untuk menginformasikan pelajaran, memberikan masukan dan evaluais produk dan penampilan.  Dan jenis penilaian yang berlangsung sebelum dan selama pelajaran disebut sebagai penilaian formatif. Beberapa strategi dan penilaian formatif ini dapat memberikan para sisiwa dan guru berbagi bentuk informasi yang diperlukan untuk meningkatkan pelajaran dalam hal :
  1. Strategi untuk mengukur kebutuhan siswa, seperti mneguji Strategi untuk mengukur kebutuhan siswa, seperti menguji pekerjaan siswa, menganalisa grafik organiser, dan brainstorming
  2. Strategi untuk mendorong pengarahan diri sendiri, seperti penilaian diri sendiri, tanggapan teman, dan kerja sama kelompok
  3. Strategi untuk memantau perkembangan, seperti observasi informal, catatan pribadi, dan catatan pelajaran
  4. Strategi untuk memeriksa pemahaman,seperti jurnal, wawancara dan mengajukan pertanyaan informal
Ketika penilaian formatif dapat memberi para siswa dan guru informasi tentang sebaik apa mereka melakukan proyek, di sisi lain guru juga diminta untuk memberikan laporan terhadap cara belajar siswa di setiap akhir unit atau proyek tertentu. Para siswa juga ingin dan perlu mengetahui sebaik apa mereka telah melakukan. Dan penilaian dimana dilakukan diakhir pembelajaran dalam 1 tahun, digunakan untuk mengetahui pemaham siswa secara keseluruhan, inilah yang disebut dengan penilaian sumatif.
Penilaian sumatif, seperti tes setiap unit atau bab, dapat memberikan informasi berguna jika para guru dan siswa mengambil waktu untuk lebih memperhatikan mereka. Para guru dapat menemukan daerah kelemahan untuk membahasnya lebih dalam di pelajaran berikutnya dan dengan kelompok siswa. Para siswa dapat mengidentifikasi daerah yang bermasalah dan menetapkan tujuan untuk pelajaran di masa depan.