Pages

Jumat, 23 September 2011

Pilih Reward atau Punishment dalam Mendidik Anak ?


Pilih Reward atau Punishment dalam Mendidik Anak ?

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Jack Canfield (salah seorang penulis chicken soup for the soul) tahun 1982, yang meneliti tentang kehidupan dari seorang anak sejak bangun dari tidur hingga tidur kembali didapat bahwa rata-rata dalam sehari anak menerima 460 komentar negatif dan hanya 75 komentar positif.

Seorang ahli psokologi Burhus Frederick Skinner  menemukan bahwa dalam membentuk sikap dapat menggunakan reinforcement dimana reinforcement  tersebut dibagi menjadi 2,yaitu reinforcement positif berupa reward dan reinforcement negative berupa punishment. Bentuk dari reward adalah dengan memberikan pujian, memberikan hadiah,dan hal-hal yang bisa membuat siswa merasa dihargai dan termotivasi. Bentuk dari punishment adalah seperti dengan mencela dan hal-hal yang bisa membuat siswa merasa jatuh akan rasa percaya dirinya. 

Dapat dilihat dari kedua penelitian tersebut bahwa manfaat dari pemberian reward lebih efektif daripada punishment dalam mendidik siswa. Hal ini dikarenakan manfaat dari reward sendiri adalah siswa dapat termotivasi untuk membentuk karakter yang diharapkan dan belajar mengenali lingkungan disekitarnya.
Tetapi, masalah disini adalah ketika siswa terbiasa dengan pemberian reward, apakah hal ini akan menjadi efektif dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya?. Jika siswa selalu diberikan reward ketika mereka melakukan/menyelesaikan suatu tugas, siswa akan selalu mengharapkan hadiah. Siswa akan terfokus hanya pada reward, sedangkan makna dari proses belajar mengajar itu sendiri tidak dapat tersalurkan secara efektif.

Lalu, bagaimana dengan pemberian punishment kepada siswa, apakah hal ini akan berpengaruh sama seperti ketika diberikan reward?, sedangkan punishment itu sendiri merupakan suatu tindakan yang lebih mengarah kepada hal-hal yang kurang baik. Yangmana  sebenarnya, maksud dari pemberian punishment itu sendiri yaitu untuk memberikan efek jera kepada siswa. Tetapi juga tidak dapat dipungkiri bahwa akibat dari pemberian punishment itu sendiri juga akan mengganggu rasa kepercayaan diri siswa tersebut. 

Dari pernyataan yang dikemukakan diatas, antara reward dan punishment memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kita diperbolehkan menggunakan kedua cara tersebut guna mendidik anak. Tetapi, kita harus memperhatikan bagaimana situasi dan kondisi dari siswa tersebut. Ketika mereka melakukan kesalahan jangan langsung memberikan punishment tetapi kita sebagai guru mesti memahami apa yang terjadi. Sedangkan untuk reward, jangan memberikannya secara rutin dan mengumbar janji karena siswa akan selalu mengharapkannya.

24 komentar:

Unknown mengatakan...

Reinforcement atau penguat memang penting, tetapi tak selalu effective. Terkadang jika kita mengurangi nilai dari reward yang biasanya kita berikan, maka anak tidak akan termotivasi lagi. Bentuk reinforcement yang seharusnya kita berikan yaitu sederhana dan bermakna.

Ita Suci Pertiwi mengatakan...

`sebenarnya reinforcement yang baik adalah reinforcement yang dapat membuat siswa untuk menjadi lebih baik lagi.
dan dalam memberikan reinforcement negatif atau positif kita harus bijaksana dalam mengatakannya.

Section B 2010 mengatakan...

Rewards and punishments bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan. Rewards dan punisments dipercaya sebagai cara yang efektif, untuk mengontrol sikap siswa dan memotivasi mereka dalam belajar . Sebagai guru, kita memberikan rewards and punishments agar dapat memotivasi anak untuk menjadi lebih baik, namun di sisi lain kita juga tidak ingin anak-anak melakukan sesuatu hanya Karena ingin mendapatkan rewards dan berhenti berbuat yang kurang baik Karena takut pada hukuman.Intinya jangan berlebihan dan harus kontekstual dengan yang ada.

Section B 2010 mengatakan...

Memang benar bahwasanya reward dan punishment itu sangat dibutuhkan di dalam mendidik anak baik ketika sedang di dalam kelas maupun ketika di dalam rumah. Meskipun dari segi arti dan tindakan terlihat berbeda namun keduanya sama sama mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk memotivasi anak melakukan kebaikan dan meningkatkan prestasi belajar mereka. Namun perlu diingat bahwa tujuan tersebut akan sukses bila pemberian reward dan punishment itu dilakukan secara bijak,tepat dan tidak berlebihan. Untuk pemberian punishment sendiri hendaknya diberikan dengan cara cara yang dapat memperbaiki dan mendidik ke arah yang lebih baik. Jangan memberikan punishment yang bersifat kekerasan sebagai ungkapan kekesalan kita yang justru akan membuat si anak tidak termotivasi.

oleh
Himmatul 'Aliyah
2010110030

Section B 2010 mengatakan...

Menimbang ide cerita artikel diatas, yang mana penting dalam dunia Pendidikan. Sebagai tambahan masukan bahwa kedua hal ini perlu dilakukan sebagai cara mendidik siswa namun perlu diberikan secara bijak,sehingga tidaklah membuat anak menjadi korban karenanya. Semisal, dalam penggunaan reward yang mana dianjurkan karena itu merupakan cara memotivasi siswa untuk lebih semangat. Pemberian reward sebaiknya berupa pujian atau suatu barang(tidak mahal)setiapkali memperoleh peningkatan dalam pembelajaran siswa, perlu diperhatikan dalam pemberian barang tidak terlalu mahal sehingga anak tidak melihat dari segi ekonomisnya tetapi sebuah penghargaan terhadap prestasinya.
Kemudian punishment, merupakan sebuah teguran agar anak lebih bertanggungjawab dan lebih menghargai akan dirinya sehingga siswa tahu hal tersebut tidaklah pantas untuk dilakukan. Saya menekankan bahwa punishment ini berupa teguran maupun bentuk pekerjaan yang lebih mendidik.

Ayu Yuliyanti Purwandari
2010110016
Math Department

Section B 2010 mengatakan...

Reward dan punishment adalah 2 hal yang penting dalam dunia pendidikan yang digunakan untuk memotivasi siswa supaya prestasinya lebih baik lagi. Reward dan punishment diberikan sesuai dengan keadaan siswa tersebut dan sesuai dengan tugas yang kita berikan. contoh ketika guru menyuruh siswa menghapal perkalian siswa pasti sudah mengetahui punishment yang akan mereka dapat jika mereka tidak hapal perkalian yaitu berdiri didepan kelas sambil menghapal kembali perkalian tersebut, tidak mungkin guru malah memberikan reward. contoh lain sebagai pengalaman pribadi adalah ketika siswa akan menghadapi Ujian Akhir semester guru memberikan motivasi dengan pemberikan hadiah kepada siswa yang mendapat nilai diatas 80.
Reward dan punishment yang seharusnya diberikan dalam bentuk sederhana, jangan berlebihan dan jangan terlalu sering, takutnya anak malah ketergantungan.

Oleh Septy Cartika sari
2010110036

MoonLover mengatakan...

positive reinforcement dan negative reinforcement bisa kita gunakan dalam mendidik anak ataupun siswa kita nanti (in my opinion),^^
kenapa? karena kedua reinforcement tersebut tidak hanya bermakna sempit mengenai reward dalam bentuk barang ataupun punishment yang sering kita kenal dengan hukuman yang merugikan anak,
banyak cara yang dapat kita lakukan untuk memberikan reinforcement pada anak, tergantung dari stimulus seperti apa yang akan kita respon, jika perilaku anak yang akan di respon adalah perilaku yang baik, maka kita bisa memberikan reinforcement positive seperti pujian yang tujuannya adalah agar anak mengetahui bahwa apa yang dilakukannya merupakan hal yang baik, sehingga ia bisa menjadikannya sebagai suatu kebiasaan.
Sedangkan reinforcement negative juga tetap bisa kita terapkan, sejauh kita masih bisa mempertahankan tujuan dari pemberian reinforcement tersebut yaitu untuk memberikan respon kepada anak bahwa perilaku yang ia lakukan bukanlah hal yang baik, sehingga reinforcement yang akan kita berikan tepat guna dan tidak menciptakan hal yang merugikan anak.

Susi Dariah :)

Fransiska Indah mengatakan...

Maaf sebelumnya, ini diposting oleh grup berapa ya? Dan beranggotakan siapa saja?
*maksudnya hanya sekedar mengingatkan identitas :)

Ell_Mathe2010 mengatakan...

Rewards and punishments bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan. Rewards dan punisments dipercaya sebagai cara yang efektif, untuk mengontrol sikap siswa dan memotivasi mereka dalam belajar . Sebagai guru, kita memberikan rewards and punishments agar dapat memotivasi anak untuk menjadi lebih baik, namun di sisi lain kita juga tidak ingin anak-anak melakukan sesuatu hanya Karena ingin mendapatkan rewards dan berhenti berbuat yang kurang baik Karena takut pada hukuman.Intinya jangan berlebihan dan harus kontekstual dengan yang ada.



Eli Zulkatri
2010110028

Fransiska Indah mengatakan...

Dalam artikel perdana ini, saya setuju terhadap paragraf akhir sebagai kesimpulan dari topik bacaan ini, dimana sebagai guru sebaiknya kita dapat memposisikan diri, dalam arti dapat mengerti kebutuhan siswa dalam proses belajar mereka.


*Fransiska Indah :)
2010110012

Fransiska Indah mengatakan...

*Tambahan :p

Sebagai contoh, dalam menggunakan reward ataupun punishment bagi siswa kita:
Ketika awal pembelajaran siswa mungkin masih memiliki beberapa kesalahan dalam memahami materi yang sedang dipelajari, pada waktu seperti inilah yang sekiranya tepat bagi kita sebagai guru untuk menggunakan reward/penguatan positif dengan memuji keberanian mereka untuk mencoba menjawab, mungkin. Namun ada baiknya juga sebagai guru, kita menggunakan punishment/penguatan negatif dalam mendidik siswa-siswa kita untuk memotivasi mereka dalam proses belajar mereka, yang tentu bukanlah dengan hukuman fisik. Dengan kata-kata atau kritik yang membangun, misalnya.

*Fransiska Indah :)
2010110012

wiyarsih mengatakan...

reward ataupun punishment bisa saja kita gunakan untuk mendidik siswa. punishment disini adalah yang berupa kritikan membangun agar siswa sadar atas kesalahannya tanpa harus merasa down. dan reward tidak harus berupa barang. bisa dalam hal-hal kecil seperti memuji dan memberikan apresiasi positif dan motivasi kepada siswa agar terus termotivasi dalam belajar.


Wiyarsih
2010110008

Section B 2010 mengatakan...

Memang memberikan reward itu ada baiknya juga buat siswa. Tetapi rewardnya kalau bisa jangan dalam bentuk barang tetapi cukup dengan pujian yang membangun.Dan begitupun dengan pemberian punisment ada manfaatnyanya juga buat siswa. tetapi dengan teguran halus bukan dengan kata-kata yang kasar. Karena bukan hanya efek jera yang di dapat oleh siswa ketika mereka mendapatkan kata-kata kasar akan tetapi bisa membuat kepercayaan siswa yang bersangkutan turun.

ratu bulkis
2010110046
math dept

Jefri mengatakan...

@Fransiska Indah: Sorry indah... lupa... ini diposting oleh kelompok 5 (Jefri, Dwi, Tyas).. Thanks sudah mengingatkan... hehe

Berdasarkan pendapat teman-teman, saya (salah satu penulis) jadi lebih menyadari bahwa punishment dan reward penting... guna meningkatkan motivasi siswa..

Tapi.. saya ingin menambahkan perlu juga adanya bimbingan konseling yang terarah dan terfokus guna mendeteksi dan membantu meningkatkan motivasi beljar siswa..

Jefri Saputra
2010110032

Unknown mengatakan...

Reward dan punishment adalah dua jenis metode yang bisa digunakan dalam praktik pendidikan baik dalam lingkup keluarga maupun sekolah, bner kan kawan2. Sebagai sebuah metode dalam pendidikan, reward mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode ini bisa menjadi motivasi untuk melakukan perbuatan yang selalu baik atau bahkan perbuatan yang lebih baik lagi, karena di dalam reward ada tujuan yang dapat dijadikan pola perilaku berikutnya, untuk anak tetap membiasakan bertingkah baik dimanapun dan kapanpun. Kelemahannya, jika metode ini diberikan secara berlebihan dan kurang tepat, sikap sombong karena menganggap dirinya selalu hebat. Atau jika reward tidak diberikan, maka anak akan timbul sikap untuk selalu mengharapkan reward tersebut, maka si anak akan bersikap buruk. Selain reward, punishment mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode ini adalah bisa menjadi sarana untuk perbaikan perilaku sehingga anak tidak terjerumus pada perilaku yang lebih tercela, selain itu seorang anak akan merasakan akibat dari perbuatannya yang pada akhirnya anak akan mampu menghormati dirinya sendiri. Kelemahan metode ini dapat menimbulkan perasaan takut, tidak percaya diri, dan mengurangi keberanian untuk berbuat. Penggunaan reward lebih efektif dibanding punishment, karena itu punishment boleh digunakan ketika alternatif lain sudah tidak mampu memecahkan persoalan yang dihadapi anak.
ini sih menurut ku bagaimana menurutmu, ya tetep pendapatmu....

Unknown mengatakan...

lupa...

Diyanta Wiga Pratama
2010 11 00 44...


wajib ya kasih ID?

Khoirul Umam mengatakan...

suatu hal jika digunakan secara maksimal akan menghasilkan hal yang luar biasa. apalagi kalau dua hal pasti akan menjadi hal yang sangat luar biasa. saya setuju dengan paragraf terakhir di atas, sebagai seorang guru kita harus sekreatif mungkin untuk menggunakan punisment atau reward agar tepat guna. yups kan reward dan punismnt banyak macamnya. :)

khoirul umam
2010110038

Devi Heryanti mengatakan...

Untuk reinforcement positif yang saya pahami selama ini memang serupa dengan apa yang kita kenal dengan reward. Penerapan sistem reward memang memungkinkan siswa menjadi "reward oriented person" sehingga mereka tidak bisa menikmati dan memetik ilmu dari proses belajar itu sendiri. Karena itu saya rasa guru yang bijak harus pandai memberikan reward pada siswa. Alangkah baiknya guru disamping memberikan reward sederhana juga menyampaikan pada siswa akan pentingnya belajar serta manfaat yang akan diperoleh dengan cara penyampaian yang kreatif dan inspiatif.

Sementara mengenai reinforcement negatif saya mempunyai pandangan lain. Sejauh yang saya pahami dari matkul EP semester1 lalu, terdapat PERBEDAAN anatara REINFORCEMENT NEGATIF dengan PUNISHMENT (mohon maaf kalo pemahaman saya salah).
RUNISHMENT memang merupakan suatu hukuman yang diharapkan dapat memberi efek jera pada siswa, sedangkan REINFORCEMENT NEGATIF merupakan penguatan negatif yang sifatnya tidak menghukum. Mari saya perjelas dengan contoh,

Siswa sibuk mengobrol saat pelajaran berlangsung
punishment: siswa diminta berdiri satu kaki di depan kelas
reinforcement negatif: siswa dipisahkan dalam arti posisi duduk dipindahkan (berjauhan)

Jadi menurut saya reinforcement negatif yang saya gambarkan diatas lebih efektif untuk memberikan efek jera pada siswa tanpa mengakibatkan trauma atau krisis percaya diri dalam diri siswa dibandingkan dengan punishment.

Devi Heryanti
2010110010

machrestu mengatakan...

Ya.. pada intinya sih rewardpun juga diperlukan untuk memotivasi siswa untuk mau belajar, agar siswa lebih bersemangat lagi belajarnya, cuma mungkin caranya aja kali yahh yang harus sedikit di ubah,agar seperti yang dikatakan devi tidak terjadi "reward oriented". Dalam memberi punishmentpun juga tidak boleh sembarangan karna bisa saja nanti malah membuat siswa tidak mau masuk kedalam kelas kita lagi, karena hukuman yang pernah kita berikan kepada dia...

Oleh sebab itu, menurut saya kedua hal tersebut penting, namun seyogyanya diberikan batasan-batasan agar tidak berlebihan dan seimbang, agar niat kita yang awalnya ingin membuat siswa menjadi termotivasi dalam belajar, malah menjadi "reward oriented" atau niat awal kita memberi tahu kesalahan siswa, malah menjadi takut masuk kelas kita karna hukuman yang pernah kita berikan kepadanya.




Prio Anugrah Machrestu


2010110002

Iis_Hisni mengatakan...

Reward or Punishment???
Saya rasa keduanya bias digunakan dalam mengajar. Yang perlu diperhatikan adalah bentuk dari reward atau punishment itu sendiri.
Reward (reinforcement positif) yang saya sarankan adalah pemberian perkataan positif yang nantinya akan memotivasi siswa untuk belajar. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa siswa akan lebih senang ketika guru memberikan reward dalam bentuk barang, tetapi intensitasnya sedikit (jarang) dibandingkan dengan pemberian perkataan yang positif :) (dikhawatirkan expetasi anak menjadi berubah ketika pemberian barang diberikan kepada siswa, mereka akan lebih mengingankan barang daripada pemahaman belajar).
Adapun pemberian punishment (reinforcement negatif) diberikan untuk membuat efek jera sehingga siswa bisa mematuhi gurunya. Asalkan punishment yang diberikan tidak berhubungan dengan fisik seperti menampar atau memukul, tidak membuat anak trauma dan membuat self esteemnya menurun. Contohnya seperti yang diberikan oleh Devi :).
Satu hal yang penting, pemberian reward ataupun punishment tidak boleh berlebihan. Karena biasanya sesuatu yang berlebihan itu cenderung menyebabkan sesuatu yang tidak baik :).

Iis Rosita ^_^

Anonim mengatakan...

teman-teman terkasih....kalo menurut pendapat saya baik reward ataupun punishment keduanya sama pentingnya untuk dilakukan.tape benar apa kata kalian bahwa kapasitasnya tidak boleh berlebihan.karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. menurut saya untuk menerapkan reward atau punishment itu kita perlu melihat dan mempertimbangkan karakter anak..agar dengan pertimbangan tersebut kita dapat mendidik anak-anak secara tepat.
harisyah tyas
2010110042

Section B 2010 mengatakan...

dalam sebuah proses belajar mengajar diperlukan sebuah reinformance positive maupun negative. reinformance positive ini dapat dikatakan sebuah reward, itu yang saya tangkap ketika pembelajaran EP pada semester 1, contohnya adalah dengan memberikan motivasi kepada siswa melalui pujian-pujian yang positive, misalnya seorang anak mendapatkan nilai 60, tetapi guru tetap memberikan masukan-masukan yang positive yaitu dengan cara berkomunikasi yang tepat, katakan kepada siswanya bahwa untuk ujian selanjutnya pasti akan lebih baik lagi. secara reward kita katakan bahwa apabila mendapatkan nilai 80 - 100 akan mendapatkan tanda senyum 2, tapi tenang untuk yang nilaiya 60-70 mendapat tanda senyum 1, tapi untuk dibawah 60 tidak diberi. reward seperti ini menurut saya sederhana dan simple, tapi memiliki makna yang cukup mendalam. mungkin hal ini bisa diterapkan untuk siswa SD dan SMP. saya kira wajar apabila kita memberikan sebuah reward kepada anak SD maupun SMP sebagai bentuk penghargaan kita kepadanya seperti memberi hadiah ketika kenaikan kelas yang mendapatkan prestasi yang bagus.

sedangkan untuk reinforcement negative, bukan berarti adalah sebuah punishment. reinforcement negative seperti halnya begini, apabila siswa ditugaskan untuk membuat sebuah ringkasan. tapi ernyata siswa tersebut tidak menyelesaikan tugasnya bahkan tidak membuat tugasnya, bukan berarti kita harus menghukumnya baik fisik maupun mental. kita bisa gunakan cara yaitu dengan meminta siswa tersebut menuliskan 2x ringkasan tersebut dengan tidak menyakitkan perasaan mereka, hanya saja sebuah didikan agar mereka jera tidak melakukan hal itu lagi, hal seperti ini juga menurut saya ada sisi positive nya, anak tersebut jadi cukup terlatih untuk menulis dan sekaligus bisa belajar dari 2x ringkasan yang dibuat.

guru tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik, semoga kita semua menjadi guru yang bisa menjadikan siswa kita menjadi seorang leader ke depannya, amin,, :)

terima kasih
semoga bermanfaat

Umi Salamah
2010110006
:)

Section B 2010 mengatakan...

Reward atau punnishment itu selayaknya disesuaikan dengan keadaan dan tingkat psikologis anak tersebut. selain itu juga disesuaikan dengan tujuan diberikannya reward atau punnishment tersebut. sehingga menuurut saya, reward dan punnishment memiliki benefit dan advantages masing - masing yang berbeda.

yang terpenting dalam penerapan reward atau punnishment tersebut adalah penerapan yang benar dan penyesuaian dengan objek (siswa) yang diberikan reward atau punnishment tersebut.

Ahmad Fikri Al Fattah
2010110034

Section B 2010 mengatakan...

Jika saya merefleksikan diri saya sebagai seorang murid, maka sudah tentu kalau guru saya memberikan reward, pasti saya akan senang sekali. Tetapi lain hal, jika saya mendapatkan punishment dari guru saya, tentu akan muncul rasa kecewa pada diri saya, karena mendapatkan punishment dari guru saya. Tetapi, jika saya merefleksikan diri saya sebagai calon guru, maka menurut saya pemberian reward itu memang bagus, dimana dengan adanya pemberian reward seperti yang disebutkan didalam artikel bahwa murid akan termotivasi. Tetapi, menurut saya adakalanya juga bagi seorang guru melakukan yang namanya pemberian punishment, hal tersebut dilakukan jika memang benar kalau murid kita melakukan kesalahan, tetapi agar pemberian punishment tersebut juga tidak membuat rasa percaya diri si murid menurun, maka sebagai seorang guru yang kreatif, sebaiknya mengolah punishment dengan kemasan yang berbeda dengan yang sudah ada sebelum-sebelumnya, yangmana seorang guru yang kreatif tersebut dapat mengolah punishment dengan kemasan yang mendidik, yangmana dibungkus dengan segala sesuatu yang berbau positif, sehingga harapannya bagi si murid itu sendiri yaitu dia mendapatkan punishment, tetapi juga tidak menurunkan rasa percaya diri si murid itu sendiri. Dan saya juga setuju dengan pendapat teman-teman yang mana pemberian antara punishment dengan reward haruslah terporsi dengan porsian yang tepat, dan dengan waktu yang tepat juga dalam pemberiannnya.
Dwi Sintia
Mathematics Department
2010110020
PETA (Principles of Effective Teaching and Assessment)

Posting Komentar